Powered By Blogger

Senin, 19 Desember 2011

BELAJAR NYAMAN SEKOLAH DISAYANG


BELAJAR NYAMAN SEKOLAH DISAYANG
By Susilawati

Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 13 September 2011 penulis menyempatkan separuh waktunya untuk mengedarkan angket ke siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Tugu untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang beberapa pertanyaan yang selama ini penulis anggap sebagai ganjalan sehubungan dengan
1.             Mengapa siswa selalu mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada setiap ulangan, padahal semua materi sudah di berikan berdasarkan SKL
2.             Apa sebenarnya yang menarik siswa bila mereka datang ke sekolah
Dari beberapa pertanyaan yang mengarah kepada hal diatas sengaja penulis membuat angket sejumlah 14 pertanyaan dan hasilnya sebenarnya sesuai kejujuran siswa, yaitu sebagaian besar siswa memjawab mereka akan senang di sekolah itu di karenakan ingin berkumpul dengan temannya, bercanda dengan temannya, tukar foto atau lagu lewat bloothot, dan lain lain yang intinya bukan untuk belajar.
Justru mereka tidak senang jika jam penuh, banyak tugas yang bisa membuat mereka bisa bertambah ilmunya.
Mengapa hal ini bisa terjadi pada mereka? Mungkin beberapa jawaban ada di bawah ini:

Menapa pemberitahuan tentang libur sekolah atau pulang pagi karena rapat guru merupakan hal paling disukai siswa sekolah. Antusiasme mereka ketika berucap “horeee” . Ini merupakan suatu indicator kegembiraan mereka ketika bisa bebas keluar dari rutinitas belajar di kelas, duduk manis di bangku mendengarkan penjelasan guru, menjawab tugas-tugas LKS dan ulangan.
Ada apa dengan sekolah? Apakah trademark sekolah adalah tempat paling menjemukan sudah merasuk ke setiap urat syaraf siswa dan mengapa hal tersebut bisa terjadi akan menjadi suatu pembahasan yang penting untuk dibedah dan dicarikan solusinya bersama agar citra dunia pendidikan bisa menjadi lebih bersahabat sehingga dapat menarik siswa-siswa belajar dalam lingkungan sekolah tanpa ada rasa paksaan untuk menunaikan suatu kewajiban.
Menjadikan suasana sekolah sebagai tempat yang nyaman untuk belajar telah banyak diterapkan oleh sekolah-sekolah masa sekarang, terutama sekolah-sekolah yang menyatakan dirinya sekolah favorite dan bertaraf internasional. Menilik berbagai fasilitas yang ada, sekolah telah berusaha keras menarik siswanya. Bunga-bunga dan tanaman hias banyak mengisi taman-taman sekolah, pohon-pohon rindang dipelihara untuk kenyamanan siswa yang sedang menikmati waktu jeda belajar, fasilitas laboratorium ipa, bahasa, computer tersedia lengkap untuk keperluan pembelajaran siswa. Kantin sekolah memberikan pelayanan makanan serba sehat untuk pembeli muda generasi bangsa. Guru-guru dipilihkan yang telah mendapatkan sertifikasi dan berijasah minimal sarjana, maksimal setinggi-tingginya untuk mencapai profesionalitas kerja. Secara singkat, sekolah telah memberikan fasillitas terbaik yang bisa diberikan untuk kemajuan belajar siswanya.
Tapi hal tersebut tidak cukup memotivasi siswa untuk merasa betah berada di sekolah dan rindu untuk selalu kembali ke sekolah menerima pelajaran-pelajaran yang memperkaya otak mereka. Dua hal yang paling mereka sukai waktu berangkat ke sekolah adalah bertemu dengan teman-teman dan merencanakan permainan yang bisa mereka lakukan bersama di halaman sekolah yang nyaman.
Ketika memahami sifat siswa-siswa yang juga manusia dan membutuhkan teman untuk bermain bersama, guru kelas sebagai guru terdekat dengan siswa begitupun guru mata pelajaran yang selalu berhubungan langsung dengan siswa tentunya akan lebih membuat siswa lebih senang bertemu dengan para guru yang bersahabat dan enak untuk bertukar cerita dan pikiran. Memiliki guru yang bersahabat tentunya membuat siswa termotivasi untuk datang ke sekolah dan enggan berpisah dari lingkungan sekolah.
Memotivasi siswa untuk kerasan berada di sekolah memang lebih mudah jika motivasi tersebut datang dari dirinya sendiri. Factor eksternal memang mempengaruhi dan akan lebih kuat pengaruhnya jika siswa mengerti dan memahami apa dan tujuan dia belajar di sekolah.
Selama ini tujuan yang ditanamkan kepada siswa tentang sekolah adalah untuk menimba ilmu agar pintar, mendapat nilai bagus, dan mencapai cita-cita yang diinginkan. Tujuan semacam itu sangatlah absurd untuk dipahami. Pintar dalam hal apa: hafalan, berhitung, berbahasa, berpikir, berorganisasi? Mendapat nilai bagus dengan cara apa: menghafal, mencontek,  bersekutu dengan teman? Cita-cita yang dapat kuraih dengan ilmu yang dipelajari: dokter,  penulis, penyanyi, selebriti?
Dalam lingkungan sekolah, sangat diharapkan peran guru memotivasi anak agar gemar memasuki ruang kelas menerima pelajaran dengan antusias. Contoh memberi motivasi  yang cukup sederhana dalam kelas adalah tentang sesuatu yang paling dekat siswa, yaitu mata pelajaran itu sendiri: apa manfaat pelajaran bahasa inggris bagi siswa bagi kehidupan sehari-harinya: katakanlah untuk menolong anaknya bule yang kesasar di alun-alun dan menunjukkan jalan benar menuju tempat dia menginap, dengan bahasa inggris yang bisa dimengerti. Manfaat pelajaran ipa bagi keseharian siswa dengan bahasa yang mudah untuk mengenal komposisi vitamin pembentuk nasi, roti, jagung atau jajanan lain yang mereka makan sehingga mereka memahami mana yang baik untuk dimakan dan mana yang berbahaya.
Sedikit-dikitnya jika siswa benar-benar memahami tujuan belajar di sekolah bukan semata-mata mengejar nilai tinggi di rapor tapi juga bisa mereka manfaatkan pengetahuan mereka dikehidupan sehari-hari maka mereka akan semakin kangen berjumpa dengan guru dan mendengarkan penuturannya dengan sikap dan pikiran yang kritis.

Penulis adalah Guru SMA Negeri I Tugu, Trenggalek
Alamat            : susisusilawati83@rocketmail.com
Hp                   : 085234842721

Jumat, 16 Desember 2011

proyek pribadi hari ini


Proyek pribadi hari ini......
BERFOKUS HANYA PADA YANG PENTING
Jika aku berfokus pada apa yang menjadikanku mampu, aku akan naek ke level kehidupan ini sesuai dengan level kemampuan ku. Aku tahu bahwa apapun yang menjadi fokus ku, akan tumbuh,
Ya Allah hari iniaku memohon restu Mu baginupayaku untuk menjadikan diri ku berfokus hanya pada yang penting bagi ku yang menjadikan ku bernilai bagi keluarga dan sesamaku. Amin....  
By susi  

Kamis, 15 Desember 2011

proyek pribadi hari ini

Proyek pribadi hari ini
MENJADI PRIBADI YANG LEBIH DI PERHATIKAN
Hari ini aku akan melepaskan kekawatiran tentng diriku sendiri agar perhatian ku lebih terarah kepada orang dan pekerjaanyang lebih menjanjikan kebaikan. Ya Allah semoga Engkau merestui upaya ku untuk berlaku lebih penyanyang kepada keluarga dan sesama agaraku lebih pantas menerima mereka . sayangi aku, jadikan aku kesayangan keluarga dan sesamaku dan baikkan lah hidup ku ....Amin.....
by susi

Selasa, 13 Desember 2011

proyek pribadi

Proyek pribadi hari ini.....
“KEBAIKAN HATI MENENTUKAN KEBAIKAN REZKY”
Ya Allah yang Maha Melapangkan....Aku mohon Engkau berkenan memberi power pada upaya qw mmbebaskan hati dr kebiasaan menduga buruk trhadap ssuatu, menyukai kgelisahan yg t’ brguna, ....jdkan hati qw lbh iklas mlakukan yg baik bgi qwuntuk membaikkan hati qwsbg prbaikan awal rzeki qw....Amin....

Kamis, 08 Desember 2011

Basic Subordinating Conjunctions

Basic Subordinating Conjunctions
By : Susi
Introduction
A subordinating conjunction is a word which joins together a dependent clause and an independent clause. This page will explain the most common subordinating conjunctions and how to use them.
1. What is a dependent clause?
A clause is a unit which contains a subject and a verb. For example, “It was raining” is a clause; the subject is “it”, and the verb is “was raining”. A dependent clause is a clause which cannot exist on its own; it needs a main (or independent) clause to go with it. For example:
Because it was raining, I took my umbrella.
This sentence contains two clauses, “Because it was raining” and “I took my umbrella”. The first clause does not mean anything on its own. If you say “Because it was raining”, and nothing else, people will not be able to understand what you mean. However, “I took my umbrella” is an independent clause — we can understand what it means even if it is alone.
2. Joining clauses together with subordinating conjunctions
Examine the example sentence one more time:
Because it was raining, I took my umbrella.
The important word here is “because”. This is a subordinating conjunction. It is used to show the relationship between the two clauses. A subordinating conjunction usually comes at the beginning of the dependent clause, but the dependent clause itself can be before the main clause (usually followed by a comma) or after it (usually without a comma):
Although it was hot, he was wearing a coat.

He was wearing a coat although it was hot.
3. Important subordinating conjunctions
Some of the most important subordinating conjunctions fall into two groups: contrast, and cause and effect.
Conjunction
Function
Example
although
(even) though
whereas
while
express contrast between ideas
Although she's small, she's very strong.
John is short, whereas Mary is tall.
because
as
since
show a cause/effect relationship between ideas
I lost my job because I was often late.
Since I have no money, I can't go to the movie.