KEUTAMAAN LAILATUL QODAR

Oleh :
Susilawati
Segala puji bagi Allah atas berbagai macam
nikmat yang Allah berikan. Shalawat dan salam atas suri tauladan kita Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para pengikutnya.
Semua pasti telah mengetahui keutamaan malam Lailatul
Qadar. Namun, kapan malam tersebut datang? Lalu adakah tanda-tanda dari malam
tersebut? Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam yang
keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan.
Keutamaan Lailatul Qadar
Saudaraku, pada sepertiga terakhir dari bulan yang
penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan
oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut
adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا
كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada
suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad
Dukhan [44] : 3-4). Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul
qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran)
pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97] : 1)
Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan
dalam ayat selanjutnya,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
(4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)
Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir
di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ
الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir
dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu
lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ
الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari
sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di tujuh malam terakhir
bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ - يَعْنِى
لَيْلَةَ الْقَدْرِ - فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ
عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir,
namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam
yang tersisa.” (HR. Muslim)
Dan yang memilih pendapat bahwa lailatul qadar adalah
malam kedua puluh tujuh sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu
‘anhu. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada
sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul
qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya
berpindah-pindah dari tahun ke tahun. Mungkin pada tahun tertentu terjadi
pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya
terjadi pada malam kedua puluh lima tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala.
Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى
خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir
dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”
(HR. Bukhari)
Catatan : Hikmah Allah menyembunyikan
pengetahuan tentang terjadinya malam lailatul qadar di antaranya adalah agar
terbedakan antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut
dengan orang yang malas. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan
sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai
rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan
demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh
pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang
penuh keberkahan ini. Amin Ya Sami’ad Da’awat.
Tanda Malam Lailatul Qadar
[1] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana
dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا
حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan,
cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari
bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi.
Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)
[2] Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia
merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang
tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
[3] Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya
sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
[4] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam
keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul
qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu
naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150)
Semoga Allah memudahkan kita untuk meraih malam
tersebut. Amin Yaa Mujibas Saailin.
Penulis adalah Guru SMA
Negeri I Tugu, Trenggalek
Alamat : susisuilawati83@rocketmail.com
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat
Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
[QS Al Qadar: 1 - 5]
Asbabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya ayat Al
Qur’an) di atas adalah:
Dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil
yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus
menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah
menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul
qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim
dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani
Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi
dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya
selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang
menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan
yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid).
Para sahabat kagum dan iri karena
lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu
beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas
agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi,
banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu
mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani
Israel tersebut.
Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam
beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan.
Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan
berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.
Kapan Malam Lailatul Qadar itu Terjadi?
Malam Lailatul Qadar terjadi pada 1
malam ganjil pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan (malam ke 21, 23, 25, 27,
atau 29):
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul
Qadr itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan:
Kenapa mencari malam Lailatul Qadar pada 10 atau 7
hari terakhir (ganjil/genap)? Kenapa tidak 5 hari ganjil yang terakhir saja?
Saat ini banyak kelompok masih berbeda penetapan 1 Ramadhan. Ada yang misalnya
tanggal 1 bulan X Masehi. Ada pula yang tanggal 2. Jadi tidak jelas mana yang
ganjil dan yang genap. Lebih aman kita tetap giat di 10 malam terakhir entah
itu ganjil/genap.
Dari Muawiyah Ibnu Abu Sufyan ra
bahwa Nabi SAW bersabda tentang lailatul qadar: “Malam dua puluh tujuh.” [Abu
Daud]
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda,
“Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan.
Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa, tujuh yang masih tersisa,
dan lima yang masih tersisa.” [HR Bukhari]
Apa Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar?
Dari Ubay ra, ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda (yang artinya), “Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari
terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR
Muslim 762).
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan malam
Lailatul Qadar di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda
(yang artinya), “Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan,
seperti syiqi jafnah (setengah bejana).” (HR Muslim 1170)
Dan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda (yang artinya), “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah,
cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar
mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah
(3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan).
dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah SAW:
“Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas,
tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak
ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)”
(HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
Bagaimana Cara Mengisi Malam Lailatul Qadar?
Nabi Muhammad ber-i’tikaf (tinggal
di masjid) pada 10 malam terakhir:
Aisyah r.a. berkata, “Nabi apabila telah masuk sepuluh
malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung beliau,
menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau.” [HR Bukhari]
Di masjid beliau shalat wajib dan sunnah, membaca Al
Qur’an, berzikir, berdo’a, dan sebagainya.
Nabi biasa melakukan shalat sunnat
malam (Tarawih) pada bulan Ramadhan:
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan
mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” [Hr
Bukhari]
Doa Malam Lailatul Qadar:
Dari ‘Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah,
bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca
pada malam tersebut? Beliau bersabda: “bacalah:

(artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku).” Riwayat Imam Lima
selain Abu Dawud.
Ciri-ciri Orang yang Mendapat Malam Lailatul Qadar
Ciri-ciri dari orang yang mendapat Malam Lailatul
Qadar adalah dia ibadahnya lebih rajin daripada sebelumnya. Dia jadi lebih
rajin shalat, puasa, sedekah, dsb.
Tidak berani mengerjakan hal-hal yang maksiat. Tidak
mungkin dia mabuk-mabukan, berjudi, atau pun berpacaran/mendekati zina.
Penulis adalah Guru SMA
Negeri I Tugu, Trenggalek
Alamat : susisuilawati83@rocketmail.com
Hp : 081938984531

Oleh : Susilawati
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Cukuplah utk mengetahui tinggi
kedudukan Lailatul Qadar dgn mengetahui bahwasa malam itu lbh baik dari seribu
bulan Allah berfirman "Sesungguh Kami menurunkan Al Qur'an pada malam
Lailatul Qadar tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul
Qadar itu lbh baik dari seribu bulan Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat
dan Jibril dgn izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan Selamatlah malam
itu hingga terbit fajar." (Al Qadar : 1-5)
Dan pada malam itu dijelaskan segala
urusan yg penuh hikmah "Sesungguh Kami menurunkan pada suatu malam yg
diberkahi dan sesungguh Kami-lah yg memberi peringatan. Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yg penuh hikmah (yaitu) urusan yg besar dari sisi
Kami. Sesungguh Kami adl Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Ad
Dukhan : 3 - 6)
Waktu datang Malam Lailatul Qadar
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21 23 25 27 29
dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yg ada dalam masalah ini
berbeda-beda Imam Iraqi telah mengaran suatu risalah khusus diberi judul Syarh
Shadr bi Dzikri Lailatul Qadar membawakan perkataan para ulama dalam masalah
ini)
Imam Syafi'i berkata "Menurut
pemahamanku wallahu a'lam Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sesuai yg
ditanyakan ketika ditanyakan kepada beliau 'Apakah kami mencari di malam ini?'
Beliau menjawab 'Carilah di malam tersebut.'"
Pendapat yg paling kuat terjadi malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
"Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169)
Pendapat yg paling kuat terjadi malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
"Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tak
mampu janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir krn riwayat dari Ibnu
Umar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Carilah di sepuluh hari terakhir jika tak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))
"Carilah di sepuluh hari terakhir jika tak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))
"Aku melihat mimpi kalian telah
terjadi barangsiapa yg mencari carilah pada tujuh nari terakhir."
Telah diketahui dalam sunnah
pemberitahuan ini ada krn perdebatan para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit
Radhiyallahu 'anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam
keluar pada malam Lailatul Qadar ada dua orang sahabat berdabat beliau
bersabda:
"Aku keluar utk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar tapi ada dua orang berdebat hingga tak bisa lagi diketahui kapan mungkin ini lbh baik bagi kalian carilah di malam 29 27 25 (dan dalam riwayat lain tujuh sembilan dan lima)." (HR. Bukhari (4/232))
Telah banyak hadits yg mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir yg lain menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yg pertama sifat umum sedang hadits keuda adl khusus maka riwayat yg khusus lbh diutamakan daripada yg umum. Dan telah banyak hadits yg lbh menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan tetapi ini dibatasi kalau tak mampu dan lemah tak ada masalah dgn ini cocoklah hadits-hadits tersebut tak saling bertentangan bahkan bersatu tak terpisah.
"Aku keluar utk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar tapi ada dua orang berdebat hingga tak bisa lagi diketahui kapan mungkin ini lbh baik bagi kalian carilah di malam 29 27 25 (dan dalam riwayat lain tujuh sembilan dan lima)." (HR. Bukhari (4/232))
Telah banyak hadits yg mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir yg lain menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yg pertama sifat umum sedang hadits keuda adl khusus maka riwayat yg khusus lbh diutamakan daripada yg umum. Dan telah banyak hadits yg lbh menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan tetapi ini dibatasi kalau tak mampu dan lemah tak ada masalah dgn ini cocoklah hadits-hadits tersebut tak saling bertentangan bahkan bersatu tak terpisah.
Kesimpulan jika seorang muslim
mencari malam Lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir 21
23 25 27 dan 29. Kalau lemah dan tak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir
maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25 27 dan 29. Wallahu
a'lam.
Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar
Sesungguh malam yg diberkahi ini barangsiapa yg
diharamkan utk mendapatkan maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan
(baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang yg
diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh krn itu dianjurkan bagi muslimin (agar)
bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah utk menghidupkan malam Lailatul
Qadar dgn penuh keimanan dan pengharapan pahala-Nya yg besar jika (telah)
berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosa yg telah lalu
Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda
"Barangsiapa berdiri (shalat)
pada malam Lailatul Qadar dgn penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah
maka diampuni dosa-dosa yg telah lalu." (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim
(759))
Disunnahkan utk memperbanyak do'a
pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah 'Aisyah Radhiyallahu
'anha bahwa dia berta "Ya Rasulullah apa pendapatmu jika aku tahu kapan
malam Lailatul Qadar (terjadi) apa yg harus aku ucapkan?" Beliau
menjawab"
"Ucapkanlah Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yg meminta ampunan maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi (3760) Ibnu Majah (3850) dari 'Aisyah sanad shahih)
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu utk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir menghidupkan dgn ibadah dan menjauhi wanita perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untukku. perbanyaklah perbuatan ketaatan.
"Ucapkanlah Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yg meminta ampunan maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi (3760) Ibnu Majah (3850) dari 'Aisyah sanad shahih)
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu utk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir menghidupkan dgn ibadah dan menjauhi wanita perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untukku. perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anha:
"Adalah Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan)
beliau mengencangkan kain menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya."
(HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174))
Juga dari 'Aisyah dia berkata:
"Adalah Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam
kesepuluh (terakhir) yg tak pernah beliau lakukan pada malam-malam
lainnya." (Muslim (1174))
1.
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Ketahuilah hamba yg taat -mudah-mudahan Allah
menguatkanmu dgn ruh dari-Nya dan membantu dgn pertolongan-Nya- sesungguh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan pagi malam Lailatul Qadar
agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari 'Ubai Radhiyallahu 'anhu ia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Pagi hari malam Lailatul Qadar matahari terbit tak menyilaukan seperti bejana hingga meninggi." (Muslim (762))
Dari 'Ubai Radhiyallahu 'anhu ia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Pagi hari malam Lailatul Qadar matahari terbit tak menyilaukan seperti bejana hingga meninggi." (Muslim (762))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu
ia berkata kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam dan beliau bersabda:
"Siapa di antara kalian yg ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah." (Muslim (1170 /Perkataan syiqi jafnah syiq arti setengah jafnah arti bejana. Al Qadhi 'Iyadh berkata "Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan krn bulan tak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.")
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma ia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Siapa di antara kalian yg ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah." (Muslim (1170 /Perkataan syiqi jafnah syiq arti setengah jafnah arti bejana. Al Qadhi 'Iyadh berkata "Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan krn bulan tak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.")
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma ia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"(Malam) Lailatul Qadar adl
malam yg indah cerah tak panas dan tak juga dingin (dan) keesokan hari cahaya
sinar matahari melemah kemerah- merahan." (Thayalisi (394)
Ibnu Khuzaimah (3/231) Bazzar (1/486) sanad hasan)
Penulis adalah Guru SMA
Negeri I Tugu, Trenggalek
Alamat : susisuilawati83@rocketmail.com
Hp : 081938984531
Tidak ada komentar:
Posting Komentar